Wednesday 15 October 2014

EASEA(AISE) BE HOTE HE..........


Suami Kurung Istri di Kamar Selama 13 Tahun
(Diambil dari blog lain)

Tidak diizinkan keluar rumah dan bertemu siapa pun

Impian memiliki keluarga bahagia tidak dialami oleh perempuan India ini. Padahal ia sudah meninggalkan keluarga dan agama di India untuk terbang ke Pakistan bersama lelaki pujaan hatinya.

Setibanya di Landhi, Karachi, Pakistan, Shabnam Gul Khan harus menghadapi kenyataan pahit. Ia dikurung selama 13 tahun di sebuah kamar kecil yang terletak di lantai atas keluarga sang suami, Gul Muhammad Khan. Tak hanya itu, sang suami ternyata telah memiliki seorang istri dan enam orang anak.

Pertemuan kedua insan itu terjadi pada 1997 di Ahmedabad, India. Saat itu, Gul adalah seorang rentenir. Jatuh cinta, keduanya menikah di tahun yang sama.

Tiga tahun kemudian, Gul mengajak Shabnam dan puteri kecil mereka ke Pakistan dengan alasan untuk bertemu keluarganya di Pakistan. Ia meyakinkan istrinya bahwa mereka akan kembali ke India dalam waktu enam bulan.

Kenyataannya, Shabnam dan anaknya tidak pernah kembali ke Ahmedabad. Paspor India-nya ditahan, diminta memakai jilbab dan dikurung di rumah salah seorang saudara suaminya.

Selama tiga belas tahun hidup di ruangan sempit, ia tidak diperbolehkan bertemu dengan orang-orang selain keluarga Gulf. Jalan satu-satunya untuk berhubungan dengan dunia luar adalah handphone dan internet.

"Saya adalah seorang tawanan. Dan ini seperti di neraka. Selama bertahun-tahun, saya tidak pernah keluar kamar. Saya ingin kembali ke keluarga saya di India," katanya berbisik di telepon kepada The Express Tribune.

Sementara itu, salah seorang saudara perempuan Gul menyatakan Shabnam memakai jilbab. Untuk itu, ia tidak diperbolehkan bertemu dengan siapa pun.

"Saya tidak tahu kepada suami saya melakukan ini, kenapa dia membodohi saya. Apa salah saya?," ujarnya. "Anak perempuan saya dilarang sekolah. Kami sering dipukuli dengan tongkat," imbuhnya.

Selama ini, Shabnam diancam untuk tidak menceritakan perlakuan buruk suaminya kepada keluarga besarnya di India. Ia hanya diperbolehkan berbicara dengan keluarganya via Skype dan diawasi oleh Gul.

Tetapi, beberapa bulan lalu, ia nekat untuk menceritakan apa yang dialaminya kepada keluarganya secara sembunyi-sembunyi.

Salah seorang kakak Shabnam, Noel Hodges mengaku seluruh keluarga syok mendengar kisah sedih adiknya. "Dia [Shabnam] menangis setiap saat. Kami sekeluarga sangat cemas," katanya dari Ahmedabad.

Pihak keluarga pun berusaha membebaskan Shabnam dengan menempuh berbagai cara. Mereka telah mengirimkan surat kepada kementerian dalam negeri India, pejabat tinggi India di Pakistan dan aktivis HAM Asma Jahangir.

Di Karachi, anggota Komisi HAM Pakistan, Abdul Hai menyatakan pihaknya telah menerima surat dari keluarga Shabnam dan saat ini sedang mengusahakan bantuan hukum untuknya.

Sementara itu, ketika ditanya polisi soal pengurungan istrinya, Gul menyatakan,"Kami menerapkan aturan yang ketat soal jilbab di keluarga kami. Itulah alasan Shabnam tidak boleh keluar rumah," katanya.

Dia juga mengungkapkan bahwa dirinya telah melakukan hal yang besar karena berhasil mengajak istrinya untuk masuk Islam.

"Saya memiliki hati. Saat waktunya tepat, saya akan mengajaknya ke India. Tapi sekarang dia harus mengurus saya," imbuhnya.

Kepada Express Tribune, Shabnam menyatakan penyesalannya menikah dengan Gul.

"Ketika saya keluar nanti, saya akan menuntut dia dan membuat dia merasakan apa yang saya derita selama ini," tutupnya.

No comments:

Post a Comment